MANUSIABERPIKIR , TUHAN MENENTUKAN Selamat Pagi, sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 25/07/2019 Amsal 16:9 (TB) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan
Jakarta - Ketika Christopher Columbus berangkat meninggalkan Spanyol pada 3 Agustus 1492, ia tidak menyangka bahwa akan menemukan benua baru yang kelak diberi nama Amerika. Ia tadinya hendak menuju wilayah Timur Jauh. Ia akhirnya tiba di sebuah "dunia baru", wilayah yang belum pernah didatangi oleh orang Eropa. Ia mendarat di kepulauan yang kini dikenal sebagai Kepulauan Bahama, 12 Oktober di tahun yang zaman itu manusia memang belum tahu banyak hal. Bahkan orang-orang pada masa itu mengira bumi ini datar. Perjalanan pada masa itu adalah coba-coba, sebuah petualangan. Para pelakunya pergi dengan prinsip, kalau berhasil syukur, tidak pun tak apa-apa. Perjalanan mereka adalah perjalanan menuju ke suatu tujuan yang tak diketahui. Karena itu tak ada perencanaan yang matang. Bagaimana mau matang kalau tujuannya saja tidak diketahui?Hampir 500 tahun kemudian manusia kembali melakukan perjalanan bersejarah. Dengan Apollo 11 Neil Armstrong dan Edwin Aldrin terbang menuju bulan. Kali ini perjalannya sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh Columbus. Kedua orang itu tidak menuju ke dunia gelap yang sama sekali tidak mereka ketahui. Bulan tentu saja bukan Amerika. Manusia sudah memandang bulan selama ribuan tahun. Tapi, pengetahuan manusia ketika hendak meluncurkan Apollo 11 tentu jauh dari sekadar pernah menatap bulan. Sejak 3 abad sebelumnya manusia sudah memahami gravitasi, hasil kajian Isaac Newton. Berdasarkan pengetahuan tentang gravitasi itu manusia merancang roket yang bisa melontarkan sebuah wahana hingga lepas dari pengaruh gaya gravitasi bumi. Dengan pengetahuan itu pula Apollo dirancang secara detail sehingga bisa mendarat dengan mulus di permukaan terbang ke bulan, tim Apollo 11 sudah tahu banyak hal tentang bulan. Mereka misalnya tahu bahwa di bulan tidak ada oksigen. Suhu di sana juga ekstrem, bervariasi antara 127 derajat saat "siang hari" dan -173 derajat pada "malam hari" waktu bulan. Karena itu pakaian astronaut dirancang sedemikian rupa, sehingga bisa melindungi manusia selama berada di tentang bulan tidak hanya didapat dari pengamatan jarak jauh. Sebelum Apollo 11 diluncurkan, ada begitu banyak misi pendahuluan yang tujuannya untuk mengumpulkan berbagai data yang akan dipakai dalam perencanaan misi Apollo 11. Selang 37 tahun kemudian, tepatnya padaa 19 Januari 2006, sebuah misi penting lagi bagi sejarah umat manusia diluncurkan. Kali ini adalah sebuah misi tanpa awak. Yang membuatnya istimewa, tujuan misi ini adalah sebuah objek di "pinggir" tata surya, sebuah planet liliput bernama Pluto. Berbeda dengan misi ke bulan yang masa perjalanannya dalam hitungan jam, untuk mencapai tujuannya misi yang diberi nama New Horizon ini memerlukan 9 tahun juga Apollo 11, misi New Horizon sudah dipersiapkan bertahun-tahun sebelumnya. Satu aspek penting dalam misi ini adalah mendapatkan "bantuan gravitasi" dari Jupiter. Wahana New Horizon setelah meluncur dari bumi diarahkan menuju Jupiter, untuk mendapatkan tarikan gravitasinya. Pada titik tertentu wahana ini dibelokkan sedemikian rupa sehingga ia bergerak menjauh. Dengan tarikan itu wahana mendapat tambahan tenaga sehingga masa perjalanannya bisa diperpendek selama 5 gravitasi itu diperoleh saat posisi Jupiter sedemikian rupa, sehingga dalam perjalanan menuju Pluto, New Horizon melewatinya. Keadaan ini tidak tersedia setiap saat. Jupiter mengelilingi matahari dengan periode 11,86 tahun bumi. Artinya, kalau posisi tadi gagal dimanfaatkan, orang harus menunggu 11 tahun lagi untuk mendapat kesempatan yang New Horizon direncanakan dengan begitu banyak perhitungan yang sangat rumit, yang melibatkan begitu banyak superkomputer. Roket dan berbagai perlengkapan yang dipakai pada wahana itu adalah yang tercanggih pada zamannya. Setiap hal direncanakan atas dasar perhitungan yang sangat detail. New Horizon terbang melintasi Pluto dari jarak km, mengirimkan begitu banyak data baru yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Kini, New Horizon sedang terbang lebih jauh menuju Sabuk Kuiper, batas terluar sistem tata surya kita. Ia direncanakan akan melintasi sejumlah objek di wilayah itu awal tahun perjalanan panjang dipersiapkan dengan detail, setiap periode perjalanan telah dihitung. Tak ada ruang bagi kesalahan. Satu kesalahan kecil akan berakibat fatal. Roket dan pesawat bisa meledak, atau wahana ini bergerak menuju tempat yang bukan masa lalu orang terbiasa dengan prinsip "manusia berencana, Tuhan yang menentukan". Sebagaimana perjalanan Columbus tadi, banyak hal di masa depan yang tidak bisa diantisipasi. Itu menjadi ruang di mana manusia tidak punya kuasa. Di ruang itu manusia menyerahkannya pada Tuhan. Pada masa kini manusia tahu banyak soal masa depan. Tentu saja manusia tidak tahu semua hal. Tapi, manusia tahu begitu banyak hal, sehingga cukup untuk bisa menyusun rencana yang sangat deterministik seperti misi New Horizon itu. Pengetahuan mengubah pola pikir manusia tentang perencanaan. Para ilmuwan dan insinyur yang merancang dan mengendalikan New Horizon tidak lagi memegang prinsip "Tuhan yang menentukan". Prinsip mereka, "kami yang menentukan". Tidak ada ruang di mana mereka tidak tahu. Tidak ada istilah "gimana nanti, deh". Semua diperhitungkan dengan hal-hal yang tidak bisa dihitung dengan akurat, mereka menyiapkan sejumlah skenario berdasarkan probabilitas. Setiap kemungkinan dihitung, dan dipersiapkan antisipasinya. Dengan begitu tidak ada skenario tak adalah prinsip perencanaan modern. Sebenarnya tidak hanya soal perencanaan, ini soal manajemen. Manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan. Pengelolaannya berdasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah. Kalau data cukup dan prosesnya mengikuti kaidah ilmiah, perencanaan apapun bisa sangat deterministik. Sayangnya banyak orang tidak paham prinsip ini. Masih sangat banyak orang menyusun rencana asal-asalan, karena malas mengumpulkan data, juga malas berpikir. Mereka juga tidak bertanggung jawab. Rencana disusun lalu dieksekusi, hasilnya terserah pada apa yang akan terjadi. Mereka menganggapnya sebagai kehendak Tuhan. Padahal Tuhan tidak menunggui setiap rencana manusia dan menetapkan hasilnya secara suka-suka Dia. Tuhan menetapkan sejumlah hukum, dan hasil tindakan manusia mengikuti hukum itu. Perencana yang baik paham betul isi hukum-hukum Tuhan sehingga ia bisa mengatur hasil tindakannya sesuai hukum itu. Perencana yang buruk menganggap Tuhan adalah asisten dia, yang akan mengoreksi setiap kesalahan perencanaan yang ia Abdurakhman cendekiawan, penulis dan kini menjadi seorang profesional di perusahaan Jepang di Indonesia mmu/mmu
PEDOMANPERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 70 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perjalanan hidup seringkali memberi kita pelajaran, tentang bagaimana mewujudkan rencana di masa depan. Sebagian dari kita mungkin berhasil mewujudkan hal itu, tetapi sebagian lagi tidak. Sadarkah kita bahwa ada tangan Tuhan yang andil dalam perencanaan tersebut? Itulah pula halnya pengalaman Dr, Yansen TP dalam memoar berjudul "Mengkhianati Keputusan Sendiri". Buku ini menceritakan perjalanan hidupnya yang tidak sesuai dengan rencana, melainkan mengikuti kehendak Tuhan. Yansen menjadi sangat paham bahwa manusia merencanakan tapi Tuhan menentukan. Sebagai seorang PNS atau sekarang disebut ASN Aparatur Sipil Negara, Yansen telah bergelut dalam birokrasi sepanjang karirnya. Karena itu, ia ingin sekali pensiun dari profesi ini dan mengisi hari tua dengan tenang bersama keluarga. Ia memutuskan untuk pensiun dini dan tidak terjun ke politik. Ternyata kedua hal itu sama sekali tidak terwujud, yang terjadi adalah kebalikannya. Dia tetap menjadi birokrat setelah menjabat sebagai Bupati Malinau dua periode. Kini Yansen TP menjadi Wakil Gubernur Kaltara, bahkan ditarik menjadi Wakil Ketua Umum Partai tidak berambisi menjadi tokoh penting di daerahnya. Namun hati nuraninya terketuk melihat ketimpangan yang terjadi karena salah urus pemimpin yang sedang menjabat. Ia teringat pepatah yang mengatakan "Jika orang baik tidak tampil, maka orang jahat yang akan tampil."Mungkin ini yang disebut Vox Populi Vox Dei, "Suara rakyat adalah suara Tuhan" . Rakyat yang memilih agar keadaan membaik. Tentu saja ia tidak menyia-nyiakan amanah tersebut, kepercayaan rakyat membuat dia terpilih sebagai Wakil Gubernur keberhasilan Yansen memimpin, tidak lepas dari pengaruh orang yang menjadi idolanya, yaitu ayahnya sendiri. Samuel Tipa Padan. Sang ayah adalah guru yang berdedikasi dan juga petani yang tekun. Samuel TP mengajarkan disiplin yang ketat sejak Yansen masih kanak-kanak. Pukul dini hari, Yansen sudah diajak ke kebun. Ia diberi tanggung jawab mengelola kebunnya sendiri. Setelah matahari terbit, pulang dan ikut membereskan pekerjaan rumah. Lalu, Yansen mandi dan pergi ke lain yang menginspirasi Yansen TP adalah bapak bangsa yang cerdas dan bijaksana dalam menangani konflik. Kemudian juga mantan presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, yang memberikan motivasi untuk membangun sisi lain, Yansen TP juga giat menggerakkan literasi. Dia adalah pembaca buku. Yansen banyak belajar dari buku-buku yang dibacanya. Buku yang paling memengaruhi pemikirannya adalah "Small is beautiful" karya EF Schumacher. Selain itu, buku "Bonum Commune" karya Niccolo machiavelli. Yansen yakin literasi salah satu kunci mencerdaskan bangsa. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
. 270 320 169 266 379 317 371 332